Sebagiandari keturunan nabi Ibrahim adalah orang yang salah. Banyak yang percaya bahwa kelompok tersebut berasal dari Brahma, Dewa Pencipta Hindu. Di luar sistem kasta Hindu ini adalah orang-orang achhoots - Dalit atau Untouchables (orang yang tak tersentuh). Dalam sistem ini, semakin tinggi kasta Anda, semakin tinggi pula derajat Anda.
DewaBulan atau Sin merupakan salah satu berhala yang paling penting. Bintang, bulan, dan matahari menjadi objek utama penyembahan. Karenanya, astronomi merupakan ilmu yang sangat penting. Nama Ibrahim juga diabadikan menjadi nama sebuah surat dalam Alquran, yaitu surat ke-14. Ibrahim adalah Bapak Para Nabi, Abulanbiya, karena sebanyak 19
Trimurtiterdiri dari 3 yaitu: Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa. Untuk Trinitas, menurut Islam, Allah Bapa dalam agama kristen adalah Allah SWT, Allah Putra adalah Nabi Isa AS, dan Allah Roh Kudus adalah Malaikat Jibril. Selanjutnya, Untuk Trimurti, ada yang berpendapat bahwa Dewa Brahman itu Nabi Ibrahim, dan ada pula yang
Kresnaatau Krishna (Dewanagari: कृष्ण; , IAST: kṛṣṇa,; dibaca [ˈkr̩ʂɳə]) adalah salah satu dewa yang dipuja oleh umat Hindu, berwujud pria berkulit gelap atau biru tua, memakai dhoti kuning dan mahkota yang dihiasi bulu merak.Dalam seni lukis dan arca, umumnya ia digambarkan sedang bermain seruling sambil berdiri dengan kaki yang ditekuk ke samping.
NabiIbrahim as adalah Sosok "Brahma" dalam HinduHindu, Budha, Yahudi, Kristen dan Islam; memiliki kesamaan. Baik dalam ajaran tauhid maupun tasawufnya. Semu
Kisahtentang putra Nabi Ibrahim yang lain, Ismail, didasarkan pada kitab suci Alquran yang ditujukan untuk Bani Ismail, karena itu Alquranlah yang sesungguhnya merupakan Perjanjian Baru. Tegasnya, Perjanjian Lama adalah Kitab Taurat, dan Nabi Isa mengatakan tidak mengubah Taurat sedikit pun, karena itu Injil masuk ke Perjanjian Lama.
Matlockmenegaskan, penyebutan Asura diberbagai wilayah hampir sama, diantaranya penyebutan Asyur (Inggris), Asirios (Spanyol), Asura atau Ashuras (India), Ashuriya, Asuriya (Sumeria dan Babilonia), Asir (Saudi), Ahura (Persia), Sura (Meksiko Tengah), dan masih banyak lagi daerah yang menyebut Asura dengan logat yang sama. Asura, mereka adalah orang-orang yang menyembah Surya atau Matahari. Dalam
AbdulHAQ Vidyarthi Maulana (1888 -- 1977), seorang sarjana agama-agama besar dunia yang menyandang titel " The Vidyarthi " karena pengetahuannya yang luas tentang Veda Hindu, berpendapat bahwa Brahma dan Abraham adalah dua nama dari satu orang yang sama. Dan masih sangat banyak lagi para Ilmuwan yang berpendapat sama, bahwa Brahma adalah
Nabi Ibrahim as adalah Dewa Brahma". Berikut pendapat yang pro dengan pernyataan tersebut, 1. Baik Nabi Ibrahim as dan Dewa / Bathara Brahma adalah dikenal sebagai simbol Tentang Ke Esaan Tuhan. 2. Nabi Ibrahim as dan Dewa Brahma memiliki kemiripan (yang dimaksud adalah kemiripan pada segi homofon dan homonim) dalam nama mereka berdua. 3.
Sesetengahpihak mendakwa - Dewa Brahma adalah Nabi Ibrahim. Kasta Brahmin itu pula berawal daripada Ibrahim. Manakala Dewi Saraswathi, isteri Dewa Brahma sebenarnya Sarah, isteri Ibrahim a.s. Perihal kedatangan utusan akhir zaman yang didakwa sebagai Muhammad s.a.w juga turut diriwayatkan dalam kitab Veda.
CaFP22. Reading Time 6 minutesTelah banyak kalangan berpendapat sama bahwa sebutan brahma’ berasal dari nama Abraham’ Nabi Ibrahim. Misalnya yang disampaikan Anna Bonus Kingsford, seorang Theosophist Inggris pada tahun 1880-an “Abraham , atau Brahma , – …mereka adalah satu, dan kata yang sama, dan menunjukkan satu doktrin yang sama” [Anna Bonus Kingsford The Perfect Way Or, The Finding of Christ, 1890] Maulana Abdul HAQ Vidyarthi 1888 – 1977, seorang sarjana agama-agama besar dunia yang menyandang titel “The Vidyarthi” karena pengetahuannya yang luas tentang Veda Hindu, berpendapat bahwa Brahma dan Abraham adalah dua nama dari satu orang yang sama. Dan masih sangat banyak lagi para Ilmuwan yang berpendapat sama, bahwa Brahma adalah Abraham atau Ibrahim. Fakta yang kita alami hari ini adalah bahwa, kita banyak bertengkar tentang agama oleh karena sejarah yang tidak tuntas digali para pendahulu. Entah itu karena disengaja atau tidak. Sejarah mencatat, kitab weda paling kuno muncul di India utara, yang merupakan wilayah perlintasan Ibrahim dan keturunan-keturunannya dari teluk benggala tempat hijrah mereka ketika bencana kekeringan yg parah melanda menuju wilayah timur tengah. Baca pembahasan saya dalam beberapa artikel di bawah ini yang merupakan seri pembahasan saya tentang jejak Nabi Ibrahim di kawasan Benggala sebagai wilayah tempat hijrahnya ketika bencana kekeringan yang sangat parah melanda sebagian besar wilayah di bumi “Siang River” Sungai Siang Nama lain Sungai Brahmaputra, Bukti Kaum Madyan Berasal dari Kawasan Benggala “Meghalaya” Sisi Paling Bersejarah di Bumi yang Jarang Diketahui dan Sebagai Wilayah Tujuan Hijrah Nabi Ibrahim di Masa Kuno Temuan Jejak Migrasi Nabi Ibrahim 4200-an Tahun Lalu [update] Ini Bencana di Masa Nabi Ibrahim yang Berdampak Global dan Meruntuhkan Banyak Peradaban Hal yang sama dinyatakan pula oleh sebagian besar sarjana yang percaya bahwa Hinduisme dimulai antara 2300 SM dan 1500 SM di Lembah Indus, dekat Pakistan modern. Lembah Indus sumber Kesamaan bunyi beberapa ayat suci agama Samawi dengan ayat suci dalam Hindu Jika kita mencermati apa yang disampaikan dlm kitab veda, kita tidak bisa menyangkal bahwa pesan itu senada dengan pesan ketauhidan dalam agama samawi. Misalnya… Yajurveda Ch. 32 V. 3 menyatakan tidak ada rupa bagi Tuhan, Dia tidak pernah dilahirkan, Dia yang berhak disembah. Yajurveda Ch. 40 V. 8 menyatakan Tuhan tidak berbentuk dan dia suci. Atharvaveda Bk. 20 Hymn 58 V. 3 menyatakan sesungguhnya Tuhan itu Maha Besa Rigveda Bk. 1 Hymn 64. V. 46 menyatakan Tuhan itu Maha Esa, panggillah Dia dengan berbagai nama. Yajurveda menyatakan Segala sesuatu di alam semesta yang selalu berubah ini diliputi berada di dalam Hyang Mahakuasa. Dan masih banyak lagi. Pada hari ini, merujuk etimologi umum seperti yang disarankan Monier-Williams, veda berarti “pengetahuan” dari akar kata sanskrit ved= tahu. Tapi apakah bentuk etimologi itu sudah benar? Tidak bisakah kita melihat bahwa, veda ada kemungkinan terkait dengan kata “beda” dalam bahasa Indonesia? Hal ini tentu saja dimungkinkan, seperti halnya banyak kata dalam bahasa Indonesia yang kita ketahui dapat kita temukan kesamaannya dalam bahasa sanskrit. Jika kita bisa sepakat bahwa kata “veda” terkait dengan kata “beda” dalam bahasa indonesia maka, kita bisa melangkah lebih jauh dengan dugaan bahwa bisa jadi, “veda” ada keterkaitan dengan kata “furqan” yg berarti “pembeda”. Saya tahu, memang, selama ini tradisi Islam umumnya memahami “Furqan” sebagai nama lain dari Al Quran. Dan karena itu, dapat saya pahami jika kalangan konservatif akan agak sesak nafasnya membaca ulasan saya ini. Tapi tunggu dulu.. Sabar… Pages 1 2 3